Cek Kesiapan DAOP 7 Sekaligus Resmikan Patung Bung Karno di Stasiun Blitar
PT
Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah menetapkan masa Angkutan
Nataru 2019/2020 selama 18 hari,
mulai 19 Desember 2019 sampai dengan 5 Januari 2020.
Untuk
memastikan kesiapan menghadapi angkutan Nataru tersebut, Direktur Utama KAI Edi
Sukmoro bersama jajaran melakukan pemeriksaan langsung kesiapan Daop 7 Madiun
pada Rabu (11/12).
Edi
menjelaskan, pemeriksaan tersebut akan difokuskan pada kesiapan sarana,
prasarana, dan SDM.
“Kegiatan
inspeksi ini untuk memastikan lagi kesiapan KAI menjelang peak season pada
momen Natal dan Tahun Baru, yang sebentar lagi akan dimulai. Pengecekan
dilakukan mulai dari kesiapan jalur, stasiun, pelayanan, hingga SDM. Saya meminta
kepada seluruh pegawai KAI agar memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat,
khususnya selama momen Nataru ini,” ujar Edi.
Pada
periode itu, KAI memprediksi akan ada kenaikan volume penumpang kereta api
menjadi 5,9 juta penumpang. Atau naik 4 persen dibanding tahun 2018, yang hanya
5,6 juta penumpang.
Untuk
mengakomodir lonjakan penumpang tersebut, KAI akan menjalankan 374 KA Reguler
dan 30 KA Nataru atau total 404 Perjalanan KA. Jumlah ini naik 2
persen dibanding tahun 2018, yang hanya sebanyak 394 KA.
Tak hanya melakukan
pemeriksaan langsung di Daop 7 Madiun, Dirut KAI
Edi Sukmoro juga meresmikan Patung Bung
Karno di Stasiun
Blitar.
Patung
tersebut akan menjadi icon, mengingat jasa Bung Karno sebagai
Presiden Pertama Republik Indonesia. Patung yang terbuat dari Resin dan
memiliki skala 1 ; 1,6 ini dikerjakan di studio patung milik Ketut Winata di Bali.
"Patung
tersebut diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi warga masyarakat, untuk
berkunjung ke stasiun dan menggunakan kereta api sebagai moda transportasi
andalan bagi warga masyarakat Blitar dan sekitarnya,” tutur Edi.
Dalam
lawatannya, Edi juga meresmikan perubahan dua nama stasiun, yaitu Stasiun Barat
menjadi Stasiun Magetan dan Stasiun Paron menjadi Stasiun Ngawi.
Selain
itu, juga meresmikan ruang loket yang baru di tiga stasiun yaitu Stasiun
Kediri, Kertosono, dan Jombang. Ruang Rapat Retno Dumilah, yang ada di Kantor
Daop 7 Madiun pun turut diresmikan di Blitar.
Dalam
perjalanan tersebut, juga dilakukan identifikasi titik-titik rawan yang harus
dijaga ekstra. Mengingat Angkutan Nataru ini bertepatan dengan datangnya musim
hujan, dan frekuensi perjalanan kereta api semakin banyak.
Ada 351
titik rawan di seluruh Jawa dan Sumatera yang perlu mendapatkan perhatian
ekstra. Rinciannya, 99 titik rawan banjir, 157 titik rawan longsor, 85 titik
amblesan, dan 10 titik pencurian.
Terkait
hal itu, Edi siap menyiagakan 477 petugas pemeriksa jalur ekstra, 908 petugas
penjaga pintu perlintasan ekstra, 355 petugas posko daerah rawan ekstra, serta
11.191 personel keamanan yang bekerja sama dengan TNI-Polri.
Di
samping itu, KAI juga menyediakan alat dan material yang ditempatkan tersebar
di 192 titik. Dengan demikian, dalam keadaan darurat, perbaikan dapat segera
dilakukan.
Khusus
untuk Daop 7 Madiun, KAI telah menyiapkan 48 Petugas Penilik Jalan (PPJ)
ekstra, 20 Penjaga Jalan Lintas (PJL) ekstra, dan 12 petugas Penjaga Daerah
Rawan (PDR) ekstra. Total 80 petugas tambahan disiagakan untuk mengamankan
perjalanan KA di sepanjang lintas Daop 7 Madiun.
Di
samping itu, 374 personel keamanan yang terdiri dari 104 personel Polsuska,
214 personnel security, dan bantuan eksternal dari
TNI/Polri sebanyak 66 personel siap memberikan rasa aman untuk para pelanggan
kereta api di Daop 7 Madiun.
Untuk
mendukung serta meningkatkan keselamatan perjalanan KA, Daop 7 Madiun telah
menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) yang terdiri dari peralatan untuk
situasi darurat di sembilan stasiun yaitu Stasiun Jombang, Kertosono, Nganjuk,
Caruban, Madiun, Walikukun, Blitar, Tulungagung, dan Kediri.
“Diharapkan,
serangkaian pemeriksaan langsung yang dilakukan oleh Dirut KAI bersama jajaran
dan persiapan oleh Daop 7 Madiun ini dapat membuat masa angkutan Nataru
2019/2020 zero accident. Terlebih, jalur ganda di Daop
7 yang membentang mulai dari Jombang, Jawa Timur sampai Kedungbanteng, Jawa
Tengah sepanjang 131 kilometer telah resmi beroperasi,” tutup Edi.