Jember
(pewarta-jatim.com) Fakultas Farmasi Universitas Jember menambah deretan
koleksi juaranya. Bahkan dalam jangka waktu September – Oktober 2016 ini, tiga penghargaan
diraih oleh mahasiswa Fakultas Farmasi. Dua penghargaan, berupa juara ketiga
dan keempat diraih dalam ajang “Aspirin 2016” yang digelar oleh Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (29/9). Dilanjutkan dengan juara
tiga di “National Avicena Competition 2016”, yang digelar oleh FMIPA Universitas Udayana (3-4/10),
Prestasi
membanggakan ini diraih oleh tiga serangkai, Risti Rostiani, Rizki Putri Aulia,
dan Sugiharto yang merupakan mahasiswa Fakultas Farmasi angkatan 2013. Di ajang
“Aspirin 2016” ketiganya mengirimkan dua karya tulis ilmiah, dan dua-duanya
berhasil meraih juara. ”Kami sengaja menggali ide karya tulis ilmiah dari khazanah
tanaman di Indonesia yang bisa diolah menjadi obat herbal, yakni kopi dan buah
naga yang kebetulan banyak dihasilkan di Jember,” ujar Risti memulai diskusi di
sela-sela mengikuti perkuliahan (11/10).
Karya tulis pertama berjudul “Aktivitas Daun Kopi Arabika
Terhadap Peningkatan Adhesi Monosit Sel Endotel Pada Nyeri Inflamasi”. Menurut
Rizki, tanaman kopi memiliki banyak kegunaan tidak hanya sekedar minuman
penghilang rasa kantuk, tetapi memiliki manfaat bagi kesehatan. Tidak hanya
biji kopinya saja, bahkan daunnya pun memiliki khasiat sebagai obat penghilang
nyeri inflamasi atau peradangan. “Selama ini daun kopi minim pemanfaatan, kalau sudah
berguguran paling hanya jadi bahan pupuk, malah lebih banyak jadi sampah,” ujar
Rizki yang asli Jombang.
Bersama
dengan dua orang rekannya,
Rizki melakukan penelitian terhadap zat yang terkandung dalam daun kopi jenis
Arabica. Dari hasil penelitian
tersebut diketahui daun kopi arabica mengandung mangiferin. “Dari 250 gram
serbuk daun kopi kering, mengandung
51 persen mangiferin, zat yang berguna sebagai obat anti peradangan. Bahkan zat ini juga dipercaya
dapat menurunkan kadar kolesterol, menurunkan resiko diabetes bahkan bisa
melindungi saraf otak dari kerusakan,” tutur Sugi, satu-satunya
cowok di kelompok ini.
Penelitian mereka bertiga
ini kemudian di presentasikan dalam ajang “Aspirin 2016” yang mengusung tema Optimalisasi
Kesehatan Indonesia Menuju Masyarakat Yang Lebih Baik yang digelar oleh Universitas Muhamadiyah
Surakarta. “Alhamdulillah, penelitian kami memperoleh juara ketiga. Salah satu
kelebihan daun kopi sebagai obat anti inflamasi adalah tanpa efek samping
karena berasal dari bahan herbal,” kata Risti yang asal pulau Sapudi, Madura. Sementara
itu karya kedua mereka berjudul “Pemanfaatan Pektin Kulit Buah Naga Sebagai
Agen Anti Kanker Kolon” meraih juara keempat.
Ternyata prestasi ketiganya berlanjut. Dalam ajang “National
Avicena Competition 2016”
yang digelar oleh FMIPA
Universitas Udayana (3-4/10).
Karya tulis mereka yang “Pengembangan Teknologi Solid Self Emulsifiying Drug
Delivery System Dengan Menggunakan Produk Marine Untuk Meningkatkan Efektivitas
Obat” meraih juara ketiga. Dalam kompetisi yang bertemakan Explore The Marine Biodiversity For
Pharmaceutical Produck ini mereka meneliti mengenai limbah kulit udang untuk
dipakai dalam teknologi obat baru.
“Potensi limbah kulit udang sebagai produk kitosan sangat besar pasalnya setiap tahun Indonesia menghasilkan limbah kulit
udang mencapai
29.8642,25 ton per tahun. Jumlah tersebut bisa
menghasilkan kitin sebanyak 17.0226 ton yang bisa digunakan untuk
memproduksi kitosan sebesar 10.281,65 ton,” ujar Risti lagi. Sementara menurut Sugi,
kitosan bisa dijadikan sebagai bahan penyerap obat yang memiliki kelebihan mampu bertahan
lama dalam tubuh. “Dengan
mengggunakan kitosan,
kandungan obat dalam tablet bisa bertahan lebih lama dalam tubuh sehingga
frekuensi minum obat bisa berkurang,” jelas Sugi lagi.
Selain mencetak prestasi di Surakarta dan Denpasar,
ternyata ketiganya berhasil menjadi finalis dalam kegiatan “Pharmacy Phase Of
Innovation of Challenge” yang diadakan oleh Fakultas Farmasi Universitas
Indonesia di akhir Juli lalu. “Di Jakarta kami berhasil masuk dalam babak final
yang diikuti lima belas peserta, namun sayang belum jadi juara,” kata Risti.
Prestasi mahasiswa Fakultas Farmasi ini mendapatkan apresiasi dari sang dekan,
Lestyo Wulandari. “Kami terus mendorong mahasiswa untuk terus meneliti,
khususnya meneliti obat herbal yang menjadi fokus Fakultas Farmasi Universitas
Jember,” kata Lestyo Wulandari. (mun/iim/hen)
Posting Komentar