Jember
(pewarta-jatim.com) - Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Jember menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang Diponegoro
Medical & Health Scientific Competititon (DMHSC) 2016, yang dihelat oleh
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang (1-4/9). Dalam ajang
kompetisi yang mempertandingkan karya tulis mahasiswa Fakultas Kedokteran
se-Indonesia ini, dari 17 tim yang masuk ke babak final, empat tim adalah
utusan dari FK Universitas Jember. Pencapaian ini menjadikan FK Universitas
Jember menjadi perguruan tinggi yang paling banyak meloloskan wakilnya dalam
ajang DMHSC 2016.
Hebatnya
lagi, pada kategori Karya Tulis Ilmiah, utusan FK Universitas Jember yang
terdiri dari Hazmi Dwinanda Nurqistan, Dita Puspita, dan Amalia Nur Zahra
meraih juara pertama. Sementara Ferry Fitriya Ayu Andika yang turun di kategori
essay, berhasil membawa pulang juara
kedua. “Semuanya tidak lepas dari hasil kerja keras kami belajar dan berdiskusi
di Unit Kegiatan Mahasiswa Student Research Center Revolution yang menjadi wadah
bagi mahasiswa FK Universitas Jember yang berminat dalam karya tulis ilmiah,”
ujar Hazmi di kampus FK Universitas Jember (5/10).
Untuk
diketahui, Student Research Center Revolution (SRCR) FK Universitas Jember kini
menaungi 55 mahasiswa. Dalam kesehariannya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
bidang penalaran ini aktif melakukan diskusi ilmiah dan rutin mengikuti
kompetisi karya tulis ilmiah bidang kesehatan di bawah bimbingan dr. Ancah
Caesaria, Ph.D. “Di SRCR ada kewajiban bagi setiap anggotanya untuk mengajukan
proposal untuk mengikuti kompetisi karya tulis ilmiah. Lantas kami bahas
bersama agar mendapatkan masukan dari kawan-kawan sesama anggota, termasuk
karya tulis yang kami ajukan di DMHSC 2016 adalah hasil diskusi intens bersama kawan-kawan,” jelas Ayu,
pannggilan akrab dari Ferry Fitriya Ayu Andika.
Dalam
ajang DMHSC 2016, trio Hazmi, Dita dan Amalia mengajukan karya tulis ilmiah
berjudul “DIPSCOL : Dipstick Special for
E.Coli, Sebagai Alat Deteksi Dini Bakteri Escheria Coli Pada Penyakit Infeksi
Saluran Kemih (ISK)”. Menurut Dita, ide tulisan ini berawal dari banyaknya
kejadian ISK yang menyerang anak-anak. Jika sejak awal penyebab ISK diketahui,
maka pengobatannya akan lebih mudah pula. “Jadi kami membuat alat pendeteksi
dini untuk mengetahui sumber bakteri penyakit ISK, dimana penggunaannya semudah
menggunakan alat deteksi kehamilan,” jelas Dita. Temuan mereka yang berupa alat
tes untuk ISK diganjar juara pertama oleh juri.
Beda
lagi dengan Ayu yang turun di kategori essay.
Mahasiswi berjilbab ini tertarik pada terapi bagi anak berkebutuhan khusus,
dalam hal ini anak yang hiperaktif. Uniknya, Ayu menggunakan alat terapi berupa
game yang bisa dimainkan di gadget. “Idenya berawal dari kesulitan
yang diderita oleh para orang tua yang memiliki anak hiperaktif dalam memberikan
terapi bagi anak mereka. Biasanya mereka menyerahkan kepada ahlinya, dan ini
tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit,” tutur Ayu.
Dengan
game terapi anak hiperaktif
buatannya, maka orang tua bisa memberikan terapi dengan mudah karena bisa
dipasang di gadget seperti komputer,
laptop atau telepon seluler. Game terapi
bagi anak hiperaktif ide Ayu berisi enam permainan yang terdiri dari tebak
nama, tebak jumlah, tangkap capung dan lainnya. Ide ini ditulis Ayu dengan
judul “Game Terapi ADHD : Alternatif
Terapi Perilaku Kognitif Penderita ADHD (Attention Defiat Hyperactivity
Disorder) Sejak Dini”. “Anak hiperaktif biasanya tidak bisa berkonsentrasi
pada satu kegiatan, nah dengan game
ini, mereka dilatih untuk memusatkan perhatiannya. Dan yang lebih penting,
membantu orang tua agar lebih dekat dengan anaknya karena permainan ini
menuntut bimbingan dari orang tua. Sekaligus meringankan biaya untuk terapi,”
kata Ayu lagi. (iim/hen)
Posting Komentar