Halloween Costume ideas 2015
September 2016



Jember (pewarta-jatim.com) - Rangkaian Kegiatan HUT TNI Ke 71 Tahun 2016 yang sudah mulai digelar sejak beberapa hari yang lalu sudah dilaksanakan kegiatan Donor Darah, hari ini Kamis 29/09/2016 Pukul 10.00 Wib giliran menyelenggarakan kegiatan Anjangsana Ke Yayasan Yatim Piatu dan Warakawuri oleh Komandan Kodim 0824 Letkol Inf Muhammad Nas, SIP.
Turut serta pada kegiatan tersebut Ketua Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Cabang XXXVIII Kodim 0824, Ketua Persit Brigif 9/2/Kostrad, Yonif Raider 509/9/2 Kostrad. Yonif Raider 515/9/2 Kostrad dan perwakilan Dinas Jajaran TNI Se Kabupaten Jember.  
Beberapa tempat yang menjadi sasaran diantaranya Yayasan Rodlotul Akbar Kel Tegal Besar Kec Kaliwates yang membina 75 anak yatim piatu laki-laki dan 72 perempuan, Yayasan Yabapenatim di Kel Gebang Kec Patrang Jember yang mengasuh 147 anak yatim piatu, ke rumah warakawuri janda anggota istri almarhum Sertu Sugimin di Kel Slawu Kec patang dan Istri Almarhum Kopka Budiyo Utomo Kel Patrang Kec Patrang Jember.
Dalam penyambutannya Ketua Yayasan Drs H Zein Ali Ridlo  menyampaikan selamat datang kepada Dandim 0824 yang berkenan berkunjung di yayasannya, dan disampaikan bahwa barang siapa ingat dan peduli terhadap yatim piatu Insya’Allah akan bersama Rosulullah sebagai penghuni syurga.
Drs H Zein Ali Ridlo yang saat ini berusia 89 tahun menyampaikan bahwa dirinya sangat bangga melihat TNI saat ini, karena dirinya dulu juga ikur berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan.
Dengan kedatangan TNI memeberikan bantuan kepada anak-anak yatim ini semoga di usia kelahiran TNI yang ke 71 ini, TNI semakin jaya dalam megawal keselamatan bangsa, keutuhan serta kedaulatan NKRI.
Pada kesempatan berpamitan Muhammad Nas menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kyai atas do’anya kepada kami, sekaligus dihadapan adik-adik yatim piatu Muhammad Nas berpesan agar adik-adik belajar yang rajin, rajin-rajinlah menuntut ilmu karena kelak adik-adiklah yang menggantikan posisi Pak Kyai maupun posisi kami.
Usai melaksanakan anjangsana ke Yayasan Rodlotul Akbar langsung menuju ke yayasan Yabapenatim pada kesempatan yang sama Muhammad Nas menyampaikan pesan yang sama agar adik-adik belajar dengantekun dan rajin sebagai generasi penerus bangsa, selanjutnya mengunjungi dan memberikan tali asih kepada warakawuri.
Usai kegiatan tersebut saat kami wawancarai Muhammad Nas menegaskan bahwa kami hanya dapat membantu meringankan beban adik-adik saja, mungkin nilainya tidak seberapa tetapi harapan kami hal ini dapat mengakrabkan tali silaturahmi kita dengan adik-adik yang kurang beruntung tersebut.

Lebih lanjut ditegaskan bahwa kepada anggota dan jajaranya hendaknya juga melakukan hal yang sama diwilayahnya bahkan kepada masyarakat yang kurang mampu hendaknya kita membantu selagi kita masih diberi kekuatan untuk membantu, atau kalau kita dapat rejeki hendaknya kita ingat akan keberadaan mereka. (sis24)



Jember (pewarta-jatim.com) - Pada Rabu 28/09/2016 Pukul 07.00 Wib bertempat di Taman Makam Pahlawan Patrang dilaksanakan Ziarah dilanjutkan Jember Resepsi HUT Ke 57 Persatuan Purnawirawan TNI Polri/ABRI (Pepabri) dan HUT Ke 38 FKPPI pada pukul 10.00 Wib bertempat diaula Kodim 0824 Jember, diselenggarakan dengan cukup khidmad dan dalam suasana kesederhanaan.
Pada kesempatan tersebut hadir seluruh Ketua dan Pengurus Organisasi Keluarga Besar TNI diantaranya Ketua LVRI, Ketua Perip, Ketua PPM, Ketua PPAD dan lain-lain hadir pula undangan dari Komandan Satuan TNI Polri se Kab. Jember.
Disela-sela acara saat kami wawancarai Ketua Pepabri Jember Letkol Purn Mu’jizat saat kami tanyakan terkait harapannya pada HUT Pepabri ke 57 ini beliau menyampaikan bahwa kondisi personel yang sebagian besar sudah manula sekitar 1875 orang, untuk penambahan memang agak sulit karena kurangnya kesadaran untuk berorganisasi.
Terkait dengan moto sekali berjuang tetap berjuang, apa harapannya Mu’jizat menegaskan bahwa Pepabri Lahir pada 12 September 1959 sehingga diusia yang ke 57 ini  jiwa dan semangat juang yang telah dimiliki ini dapat  ditularkan kepada masyarakat umum dan keluarga yang diistilahkan  saudara sekasur, sedapur dan sesumur.
Sehingga dapat menjadi filter diera  globalisasi dengan modernisasi yang memampu mempengaruhi sendi kehidupan masyarakat ini,  rasa bela negara dan semangat juang semakin mantap dalam memperkuat pertahanan NKRI. 
Selanjutnya Bambang Sugiono, S.Pd Ketua FKPPI Jember saat kami wawancarai terkait momentum ini menegaskan bahwa FKPPI  lahir pada 12/09/1978 dan saat ini genap berusia 38 tahun harapannya kita mampu mengevaluasi apa yang telah maupun yang akan dilakukan untuk pengkaderan karena tanpa kegiatan akan sulit untuk melakukan pengkaderan.
Sebagai pewaris semangat juang orang tuanya apa yang akan dilakukan ke depan beliau menjelaskan bahwa kita akan melaksanakan berbagai kegiatan kemasyarakat bersinergi dengan Kodim 0824 tentunya dan dalam kegiatan tersebut akan kita tempa untuk meningkatkan semangat juang dengan nilai-nilai yang telah diwariskan kepada kita.
Terkait dengan HUT Pepabri dan FKPPI tersebut Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Inf Muhammad Nas, SIP dan Kepala Staf Kodim 0824 Jember Mayor Inf Robertus Ardha tidak dapat menghadiri acara tersebut dikarenakan sedang melaksanakan dinas luar ke komando atas, dan kehadirannya diwakilkan kepada Perwira Seksi Teritorial (Pasi Ter) Kapten Chb Hadi Windoko.
Hadi Windoko pada kesempatan tersebut membacakan sambutan tertulis Komandan Kodim 0824 yang pada intinya dimana kita saat ini dihadapkan pada pemahaman masyarakat terhadap demokrasi yang disalah artikan denga kebebasan tanpa batas, yang mengesampingkan etika, tata krama serta kepentingan bersama.
Muhammad Nas dalam sambutan tertulisnya menjelaskan bahwa masih sering kita temui masyarakat yang menyampaikan kepentingan individunya secara berlebihan tanpa memperhatikan kepentingan umum sehingga menajamnya sifat individual yang semakin menajam yang mengganggu kehidupan komunal sifat gotong-royongan, kekeluargaan yang dinilai menjadi ciri khas masyarakat kita.
Pada kondisi tersebut Muhammad Nas Menegaskan bahwa peran Pepabri dan FKPPI sangat dibutuhkan selaku penjaga moral bangsa khususnya wawasan, cara pandang, kejernihan berpikir dan kedalaman nurani untuk turut serta membangun harmonisasi kehidupan masyarakat.

Diakhir sambutannya   Muhammad Nas menyampaikan ucapan “Selamat Hari Ulang Tahun yang ke 57 kepada Pepabri dan Selamat Hari Ulang Tahun ke 38 kepada FKPPI” semoga kita semua selalu mendapatkan bimbingan, petunjuk dan lindungan Tuhan Yang Maha Esa dalam Pengabdian kita kepada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (sis24)



Jember (pewarta-jatim.com) - Universitas Jember mengukuhkan dua orang guru besarnya, Prof. Dr. Drs. Uung Nasdia, B.Sw., M.S., dari FISIP sebagai guru besar di bidang Kesehatan Masyarakat, dan Prof. Dr. Dominikus Rato, SH., M.Si dari Fakultas Hukum sebagai guru besar Hukum Adat. Keduanya dikukuhkan oleh Rektor Universitas Jember di gedung Soetardjo, kampus Tegalboto dalam rapat terbuka senat Universitas Jember (27/9). Dalam pengukuhan kali ini, Prof. Uung Nasdia membawakan pidato pengukuhan berjudul “Waspadalah Wanita/Ibu Bekerja Terhadap Kualitas Kesehatan Anak Dalam Keluarga”. Sementara Prof. Dominikus Rato, menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Pensertifikasian Tanah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat Dalam Politik Hukum Agraria Nasional”.
Dalam pidato pengukuhannya, Rektor Universitas Jember menegaskan bahwa keberadaan guru besar dalam sebuah perguruan tinggi adalah penting, baik ditinjau dari sisi keilmuan maupun kelembagaan. Pada sisi keilmuan, adanya guru besar dalam satu bidang ilmu diharapkan akan menjadi penggerak pengembangan ilmu tersebut, sekaligus menjadi pembimbing bagi para yuniornya. “Oleh karena itu, pencapaian status guru besar bukan tahap akhir dari karier pendidik di perguruan tinggi, namun justru tahap dimana masyarakat menunggu kiprahnya,” ujar Moh. Hasan. Sementara pada sisi kelembagaan, keberadaan guru besar bakal memperkokoh keberadaan sebuah program studi atau jurusan, mengingat adanya ketentuan yang mengharuskan adanya guru besar di jurusan atau program studi, terutama di strata tiga (S3).
Rektor Universitas Jember lantas menjelaskan, bahwa Kampus Tegalboto kini memiliki 50 guru besar, yang terdiri dari 49 guru besar tetap, dan satu guru besar tidak tetap. Saat ini ada dua orang dosen Universitas Jember yang proses penetapannya sebagai guru besar masih berlangsung di Kemenristekdikti, sementara ada beberapa dosen yang mulai mengurusi persyaratan jabatan guru besar di tingkat universitas. “Universitas Jember mendorong para dosen yang sudah memenuhi syarat untuk diajukan sebagai guru besar, segera memenuhi persyaratan yang ditetapkan, sesuai anjuran dari Kemenristekdikti,” jelas Moh. Hasan. Untuk diketahui, bulan Oktober nanti, Universitas Jember akan mengukuhkan tiga orang guru besarnya lagi.
Dalam pidato ilmiahnya, Prof. Uung Nasdia memaparkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ibu yang bekerja dengan kualitas kesehatan anak. Oleh karena itu dirinya menyarankan agar ibu bekerja meningkatkan kuantitas dan kualitas kontak dengan anak karena berpengaruh terhadap intelegensia anak. “Dari data yang ada, jumlah ibu bekerja dari tahun ke tahun makin meningkat, oleh karena itu kondisi ini harus diantisipasi semua pihak,” ujar guru besar kelahiran Cirebon ini.
Sementara koleganya, Prof. Dominikus Rato, menyoroti problem tanah ulayat yang menjadi milik masyarakat adat. Sejalan dengan perkembangan jaman, muncul pertanyaan apakah tanah ulayat dapat disertifikasikan ? Pertanyaan ini muncul karena beberapa hal, pertama politik hukum agraria nasional yang kurang berpihak kepada masyarakat adat. Kedua, perbedaan paradigma antara hukum adat dengan hukum negara. Problema tersebut menimbulkan konflik agraria di kalangan masyarakat adat dengan banyak pihak. “Oleh karena itu pemerintah perlu mengedepankan politik nasional agraria yang lebih berpihak kepada masyarakat adat. Antara lain dengan pembentukan hukum tertulis yang sesuai dengan kosmologi masyarakat adat dan pembentukan hukum yang berlandaskan Pancasila, dan bukan bersandar pada kepentingan ekonomi,” jelas guru besar kelahiran Ngada, NTT ini. (iim/hen) 

    



Jember (pewarta-jatim.com) - Fakultas Hukum Universitas Jember gelar Seminar Nasional bertajuk Nasional Mempertahankan Pancasila Sebagai Ideilogi Negara Dari Bahaya Laten Komunis, (26/9). Bertempat di aula Hotel Panorama Jember acara ini diikuti oleh 150 undangan dari kalangan mahasiswa beserta beberap instansi.
Kepala Lembaga Sandi Negara Mayjen (Purn) TNI Dr. Djoko Setiadi, M.Si,  turut hadir mengisi materi dalam seminar kali ini. Dalam paparan singkatnya Dr. Djoko Setiadi mengatakan, sebagai ideologi bangsa Pancasila tentanya harus senantiasa kita jaga keutuhannya. Karena menurutnya, beberapa kali Pancasila mendapatkan ancaman yang datang dari luar ataupun dari bangsa sendiri.
“Kita semua pasti tau lah bagaimana faham komunis yang mencoba merongrong keutuhan Pancasila melalui gerakan kudeta yang biasa kita kenal dengan G30S PKI yang telah menelan ribuan atau bahkan jutaan korban jiwa,” ungkapnya.
Menurut Dr. Djoko Setiadi, M.Si sebagai ideologi negara, Pancasila mampu menjawab keberagaman suku, agama dan golongan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dirinya mengajak kepada para generasi muda khususnya untuk bersama menjaga Pancasila sebagai pemersatu keberagaman bangsa Indonesia.
“Saya pikir Pancasila adalah ideologi yang pas untuk menjadi alat pemersatu bangsa dalam Kebhinekaan, dan mari kita bersama-sama menjaganya untuk keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara,” imbuhnya lagi.
Sementara itu pemateri lain Dr. Moh. Chairul Anam Pengasuh Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien Magetan lebih banyak bercerita mengenai kekejaman yang telah dilakukan oleh para komunis. Cerita diawali dari tahun 1948 dimana pada masa itu puluhan atau bahkan ratusan ulama meninggal akibat pembantaian.
“Bahkan pada masa itu 13 Ulama dari pesantren kami tewas, dan penculikan dan pembunuhan ulama juga terjadi ditempat lain sehingga pada waktu itu banyak sekali pesantren terpaksa bubar dikarenakan para pengasuhnya sahid dalam pembantaian dilakukan komunis,” paparnya.
Namun diakhir paparannya pria yang diakrab disapa Gus Anam ini mengingatkan kepada para peserta tidak perlu takut akan bangkitnya kembali komunis.

“Tidak perlu takut namun kita tidak boleh melupakan apa yang telah diperbuat oleh komunis pada masa itu sehingga dengan sendirinya masyarakat sadar bahwa komunis memang musuh bersama yang harus kita lawan,” pungkasnya.(hum/hen)




Jember (pewarta-jatim.com) - Universitas Jember melalui Lembaga Penelitian membangun cluster singkong di Jember. Pembangunan cluster singkong ini ditandai dengan peresmian pabrik chip Mocaf (Modified Cassava Flour) di Dusun Krajan, Desa Purwosari, Kecamatan Gumukmas, dan panen raya singkong di Dusun Kalimalang, Mojomulyo, Kecamatan Puger (31/8). Menurut Ketua Lembaga Penelitian Universitas Jember, Prof. Dr. Achmad Subagio, pabrik chip Mocaf di Gumukmas ini mampu mengolah 10 hingga 14 ton singkong perharinya. “Pabrik ini mendapatkan pasokan singkong dari para petani binaan kami yang tersebar dari Kecamatan Puger di Jember sampai Pasirian di Kabupaten Lumajang,” ujar pakar Mocaf ini.     
Pembangunan cluster singkong ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani, sekaligus memanfaatkan lahan marginal seperti di sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) yang umumnya tanah berpasir. Pasalnya pihak koperasi Harapan Makmur Bersama, sebagai pengelola pabrik menggunakan sistem kemitraan dengan memberikan bibit dan pupuk kepada petani, sekaligus menampung hasil panen singkongnya. “Kami membeli singkong petani sesuai denganh harga pasar, yakni Rp. 1.050 per kilogramnya,” jelas M. Hasan, pengurus koperasi. Bukan hanya itu saja, pabrik chips Mocaf ini juga menampung 100 pekerja setiap harinya.
Untuk menjaga ketersediaan pasokan, saat ini sudah ada 30 hektar lahan yang sudah ditanami singkong, yang dalam minggu ini tengah panen raya. Menurut Achmad Subagio, rencananya secara bertahap lahan singkong yang akan dibuka seluas 200 hektar. “Selain menghasilkan chip Mocaf, pabrik ini juga menghasilkan tapioka. Sementara kulit singkongnya untuk pakan ternak dan limbah airnya diolah menjadi pupuk cair. Jadi tidak ada yang terbuang percuma,” tuturnya lagi.
 Pembukaan cluster singkong ini dipuji Santoso Yudo Warsono, Direktur Inovasi Industri, Ditjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti yang turut hadir. Menurutnya, cluster singkong yang dibangun dan dikembangkan oleh Universitas Jember menjadi contoh bagaimana sebuah penelitian berhasil diaplikasikan, dan memiliki kemanfaatan langsung kepada masyarakat. Pendapat ini didukung oleh Kusyanto, Kepala Bidang Ubi-ubian, Direktorat Aneka Kacang dan Ubi-ubian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian. “Dalam rencana strategi pangan nasional, hingga tahun 2045 nanti, singkong menjadi tanaman pangan strategis selain padi, jagung dan kedelai. Oleh karena itu pengembangan cluster singkong ini patut didukung,” katanya.
Pengembangan cluster singkong di Jember juga didukung oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementerian Pertanian, seperti yang diungkapkan sendiri oleh Kepala BKP, Gardjita Budi. Menurutnya komsumsi beras di Indonesia masih tinggi, oleh karena itu perlu diimbangi dengan diversifikasi pangan, salah satunya adalah pengembangan singkong dan produk turunannya sebagai alternatif pengganti beras. Sementara itu, Komisaris Utama PT. Tiga Pilar Sejahtera, Anton Apriantono, menyampaikan kesanggupan perusahaannya untuk menerima produk chip singkong dari cluster ini. “Syaratnya, mutu dipertahankan, dan kontinuitasnya dijaga, karena pabrik kami perlu pasokan yang teratur,” ujar mantan Menteri Pertanian era SBY ini.
Ditemui terpisah, Rektor Universitas Jember, Moh. Hasan, menegaskan komitmen Universitas Jember untuk mengembangkan penelitian yang mampu memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. Khususnya di bidang pertanian dan perkebunan mengingat letak Universitas Jember yang berada di daerah agraris. “Kami sudah mengembangkan tebu tahan kering, dan kini cluster singkong. Saat ini yang sedang kita kembangkan adalah Golden Rice bekerjasama dengan Kyungpook University Korea Selatan, padi yang mengandung vitamin A,” kata Moh. Hasan.
Untuk diketahui, pengembangan cluster singkong ini juga didukung oleh pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang memberikan dana penelitian kepada para peneliti di kampus Tegaboto sebesar 1,4 milyar rupiah. Sementara The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) Australia, membantu program implementasi cluster singkong di masyarakat. CSIRO adalah lembaga pemerintah Australia yang membidangi penelitian di bidang riset pertanian, perubahan iklim dan irigasi. Hingga tahun 2018 nanti, CSIRO akan menyokong cluster singkong dengan dana sebesar 2,8 milyar rupiah. (iim/hen)   




Jember (pewarta-jatim.com) - Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang biasa dikenal dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan konsep lanjutan dari Millenium Development Goals  (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015 lalu. Target utama dari SDGs adalah untuk mengentaskan kemiskinan. Indonesia sebagai salah satu negara yang menerapkan konsep ini menggunakan tiga indikator terkait dengan dokumen SDGs. Salah satu indikatornya adalah pembangunan manusia (human development) yang meliputi pendidikan dan kesehatan,

Perkembangan bidang kesehatan di Indonesia sendiri telah mengalami peningkatan jumlah fasilitas pelayanan dan tenaga profesional kesehatan yang kompeten. Namun, Indonesia juga masih menghadapi berbagai masalah kesehatan seperti angka kematian yang tinggi pada ibu, angka kematian bayi, prevalensi gizi buruk, beberapa penyakit menular, dan masalah pada kuantitas dan kualitas pada obat.

Berangkat dari fakta tersebut, Fakultas Farmasi Universitas Jember tidak henti-hentinya melebarkan sayapnya lewat kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk menjalankan misinya dalam melayani masyarakat terutama di bidang kesehatan. Pada kesempatan kali ini Fakultas Farmasi mengadakan 1st International Conference On Medicine And Health Sciences yang berlangsung pada 31 Agustus hingga 1 September 2016 di Hotel Aston Jember.

Dekan Fakultas Farmasi, Lestyo Wulandari, S.Si, Apt, M.Farm., menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya konferensi internasional tersebut. Perempuan yang akrab disapa Wulan ini menjelaskan bahwa konferensi ini merupakan wujud kolaborasi yang dilakukan oleh Fakultas Farmasi bersama empat fakultas lainnya di Universitas Jember yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Program Studi Ilmu Keperawatan.

“Fakultas Farmasi bersama empat fakultas lainnya di UNEJ berkolaborasi dalam mengadakan konferensi kali ini. Tujuan dari pelaksanaan konferensi internasional ini sendiri adalah menggabungkan berbagai research pengetahuan dan informasi di berbagai bidang kesehatan yang nanti akan mengarah pada terciptanya kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan” tutur Wulan.

Konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 200 akademisi, praktisi dan mahasiswa yang berasal dari Universitas Islam Malaysia, Universitas San Charlos Filliphina, dan perwakilan dari institusi di Indonesia bagian timur yaitu Sulawesi, NTT, dan Kalimantan.

Hadir pula dalam konferensi ini perwakilan dari Kementerian Kesehatan, dr. Imran Pambudi, MPHM sebagai pembicara utama. Konferensi yang dilakukan selama dua hari tersebut juga mendatangkan delapan narasumber dari berbagai negara (Jepang, Taiwan, Malaysia, Australia), diantaranya adalah Dr. Febi Dwirahmadi, S.KM., M.Sc, PH., Prof. Dr. Syed Azhar Bin Syed Sulaiman, Prof. Wang Jin-Jy, Ph.D., Prof. Dr. Roosje R. Oewen, drg., Sp.KGA, Prof. Drs. Bambang Kuswandi, M.Sc., Ph.D., Prof. Akiba Suminori, MD, Ph.D., Prof. Zullies Ikawati, Apt., Ph.D., dan Prof. Dr. rer.nat Gunawan Indrayanto, Apt.( hum/hen )

lyddezign

{facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google-plus#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget