Halloween Costume ideas 2015
Maret 2016


Kediri (pewarta-jatim.com)- Seolah telah membuat perjanjian, Persik Kediri dan PSBI Kabupaten Blitar sama-sama sepakat menolak tantangan Persela untuk beruji coba di Kediri dan Blitar pada awal April ini. Alasan yang dilontarkan kedua tim berbeda.

Persik menepis ajakan latih tanding karena tim asuhan Alfiat ini sedang fokus untuk terjun di Trofeo Piala Pacitan FC, 8-10 April mendatang. Mereka mengincar gelar juara plus hadiah sebesar Rp 10 juta.
"Kami menolak bukan berarti kami takut dengan Persela, tapi karena kami sudah punya agenda tampil di Pacitan. Kami harus serius menyiapkan tim karena turnamen nanti juga pertaruhan nama besar Persik," kata Alfiat, pelatih Persik.

Apalagi awal April nanti jadwal Harianto dkk. sangat padat. Setelah main di kota kelahiran Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudoyono, para pemain sibuk meladeni Madura United. Laga persahabatan bertajuk Persik Legend itu akan melibatkan para mantan bintang yang pernah memberi gelar juara Liga Indonesia 2003 dan 2006

"Meskipun agenda itu hanya selebrasi, tapi kami tak ingin tampil memalukan. Kami mohon maaf kepada teman-teman di Persela," ujar Alfiat.
Sementara defisit pemasukan dari tiket penonton jadi alasan PSBI menjamu Persela. Maklum, dari tiga kali menggelar pertandingan di Stadion Gelora Panataran, Blitar, manajemen Laskar Singo Lodra selalu merugi.

"Sebenarnya tantangan Persela sangat menarik. Tapi, kami mau ambil napas dulu. Tiga kali mengadakan uji coba, kami merugi terus," ungkap Hardiman, asisten manajer PSBI.  (red)




Blitar (pewarta-jatim.com)- Dalam rangka memaksimalkan penerimaan PAD Kab Blitar, pada tahun anggaran 2016 Dinas Pendapatan, selaku dinas pengumpul PAD, tak henti  hentinya melakukan upaya dan inovasi untuk memaksimalkan penerimaan target PAD Kab Blitar pada tahun anggaran 2016 ini sebesar Rp. 195.222.122.211,07. Karena patut dibanggakan seperti diketahui pada tahun 2015 lalu, target PAD setelah perubahan (PAK) mengalami kenaikan total sebesar Rp.194.741.380.463,66, dan pencapaian penerimaan melebihi dari target PAD yang hitung pada 31 Desember 2015 sebesar RP.214.741.780.617,44 jika dipersentase sebesar 110,27%.

 Adapun jenis-jenis penerimaan PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang bersumber dari pendapatan pajak daerah, hasil restribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan yang sah. Sesuai dengan UU No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Restribusi Daerah karena di dalam UU No.28 Tahun 2009 itu ada pajak yang dipungut oleh Provinsi seperti pajak kendaraan bermotor (PKB), BBN KB (bea balik nama Kendaraan bermotor), BBM,  Sedangkan pajak yang dipungut oleh pemerintah Kab/Kota seperti pajak restoran, hotel, pajak mineral bukan logam dan batuan, PBB-P2, pajak air tanah,pajak penerangan jalan umum dan BPHTB,  itu sesuai dengan undang-undang No.28 Tahun 2009 merupakan kewenangan dari Kab/Kota untuk memungut, sehingga pajak yang sudah dipungut oleh Provinsi maka Kab/Kota tidak boleh memungut, begitupun desa kalau pajak sudah dipungut oleh Kab/Kota desa tidak boleh memungut lagi.

 Untuk target PAD yang telah ditetapkan pada tahun anggaran 2016 sebesar Rp.195.222.122.211,07 , yang dibagi empat item, antara lain, pendapatan pajak daerah Rp.52,292316145,00, hasil restribusi daerah Rp. 19.251.121.300,07, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Rp. 1.952.683.601,00, serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Rp.121.726.001.165,00.

Sedangkan untuk mekanisme penarikan PAD sesuai dengan peraturan Bupati yang ada melalui SKPD-SKPD, seperti Badan Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah, Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi, Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang, Dinas Pendapatan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan & Perkebunan, RSUD Wlingi, Dinas Perindustrian & Perdagangan, Dinas PU Bina Marga & Pengairan, Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan & Pariwisata, Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, Dinas Perhubungan Komunikasi & Informasi, Dinas Kelautan & Perikanan.

Menurut Drs, Ismuni, MM Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar, mengatakan karena pihaknya selaku kordinator dalam pengumpulan mengatakan “ saya optimis target PAD yang telah ditetapkan pada anggaran 2016, bisa tercapai bahkan melebihi target,” katanya.

Untuk merealisasikan harapan itu, Ismuni hal itu, pihaknya selalu melakukan evaluasi setiap 3 bulan sekali dengan pihak-pihak SKPD, tujuannya supaya kita tahu lebih awal tentang kesulitan dan masalah yang dihadapi SKPD, selain itu juga melakukan monitoring terhadap obyek-obyek pajak dan restribusi, “ tidak ada kata lain kita harus bekerja keras,” ujarnya. Juga melakukan kajian realisasi PAD, khusus untuk pajak dan restribusi pihaknya akan melakukan kajian dengan pihak akademisi. “ melakukan pendataan terhadap, pajak reklame, restribusi pasar, retribusi pariwisata dan pemutakiran data PBB-P2,” ungkap Ismuni. (rel/cyo/ich)


Surabaya ( pewarta-jatim.com – Membaca dan menulis harus digelorakan sedini mungkin kepada anak. Anak-anak harus dikenalkan pada bacaan-bacaan bermutu dan diajarkan menulis yang baik.
Berangkat dari cita-cita itu, Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Cabang Surabaya bekerja sama dengan Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Jawa Timur menggelar Lomba Menulis Cerita Mini dan Talk Show bertajuk “Mendorong Anak Berani Berkarya”.
Koordinator FAM Cabang Surabaya Yudha Prima kepada media ini beberapa waktu lalu mengatakan, lomba dan talkshow telah diadakan pada bulan Februari 2016 lalu di Perpustakaan Provinsi Jawa Timur, Jalan Menur Pumpungan Surabaya.
“Sesuai temanya, talkshow ini mengundang para orangtua dan guru untuk berinteraksi dengan kedua narasumber yang sangat berkompeten,” ujar Yudha yang juga penulis buku kumpulan cerpen “Anomali”.
Narasumber yang diundang adalah Fafi Inayatillah, S.Pd, M.Pd (Dosen Unesa/Aktivis Gerakan Literasi Sekolah) dan Joko Susanto (Penulis Buku Kisah Inspiratif Keluarga Penulis, ayah dari tiga penulis cilik berprestasi).
Acara yang dipandu Evie Suryani (anggota FAM Indonesia) ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya peran orang tua dan guru membudayakan literasi sejak dini.
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk menanamkan keberanian, kepercayaan diri, dan rasa cinta menulis kepada anak-anak usia Sekolah Dasar,” katanya.
Dijelaskan Yudha Prima, lomba menulis cerita mini akan digelar langsung bersamaan dengan talkshow dan akan dipilih tiga pemenang dan mendapatkan hadiah berupa piala, buku, dan piagam penghargaan dari FAM Indonesia.
Ditambahkan, acara yang juga tak kalah menarik di event “FAM Surabaya for Kids” adalah dongeng (story telling) yang akan ditampilkan Handoko, sosok yang sangat mencintai dunia anak dan kerap mendongeng di berbagai acara.
“Semoga anak-anak dan orangtua yang mengikuti acara ini senang dan terhibur,” ujarnya. (rel/ich)

Blitar (pewarta-jatim.com) - Pemerintah Kota Blitar dalam waktu dekat bakal memugar rumah masa kecil atau Istana Gebang Presiden pertama RI, Soekarno. Pemkot telah mengalokasikan anggaran Rp600 juta untuk menjadikan Istana Gebang sebagai wisata unggulan selain makam Bung Karno. "Alokasi anggaran di Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Dispirbudpar)," ujar Kepala Dinas Disporbudpar Pemkot Blitar Tri Iman Prasetyono, Minggu (27/3/2016).

Istana Gebang atau akrab disebut Ndalem Gebang merupakan rumah milik Ny Soekarmini alias Bu Wardoyo, kakak kandung Bung Karno. Di rumah berarsitektur priyayi itu Bung Karno menjalani kehidupan kecilnya. Hingga jadi Presiden Indonesia, Bung Karno juga masih menyempatkan diri menghabiskan waktu di Ndalem Gebang. Pemkot Blitar telah membeli tempat peristirahatan itu dari ahli waris dan mengubahnya menjadi Museum Bung Karno.

"Pemugaran ini merupakan tahap awal," terang Tri yang menegaskan bahwa Pemkot akan membenahi pagar museum dan menata lokasi pedagang souvenir. Rencananya akan ada penambahan lokasi dagang dan renovasi di luar bangunan utama.

"Namun dijamin tidak akan mengubah orisinalitas bangunan yang sudah ada," jelas Tri Iman yang menambahkan bahwa pemugaran secara keseluruhan menghabiskan biaya sebesar Rp40 miliar.

Selain pembenahan, pemkot juga akan mengumpulkan seluruh benda sejarah yang terkait dengan Bung Karno. Karenanya, pengajuan bantuan ke pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Timur telah dilakukan.
"Harapannya adalah menjadikan Museum Bung Karno sebagai unggulan wisata di Kota Blitar," pungkasnya. (red)


Riandhani Yudha Pamungkas, mahasiswa Program Studi Televisi dan Film (PSTF) Fakultas Sastra Universitas Jember menjadi juara pertama kompetisi video perjalanan komunitas motor (touring) yang bertajuk Levi’s Journey 2016. Kompetisi ini diselenggarakan oleh majalah motor online thegaspol.com, bekerja sama dengan produsen celana jeans, Levi’s. Sebagai apresiasi atas pencapaian ini, Rian mendapatkan hadiah berupa uang sebesar 50 juta rupiah yang diserahkan oleh perwakilan Levi’s di Jakarta, 11 Maret 2016 lalu.
Uniknya, Rian menjadikan keindahan pantai Bandealit yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri sebagai lokasi pengambilan gambar video touring-nya. “Saya sengaja mengangkat keindahan pantai Bandealit yang masih alami, sekaligus ingin mengenalkan kekayaan potensi tempat wisata di Jember, jadi tidak hanya Pantai Papuma saja,” ujar mahasiswa angkatan tahun 2012 ini memulai kisahnya. Dalam videonya, Rian melibatkan sepuluh anggota komunitas Raung Adventure Trail Jember sebagai aktor utamanya. Sementara untuk pengambilan gambar dilakukan selama dua hari satu malam, dengan melibatkan tiga orang kru termasuk Rian yang bertindak selaku konseptor sekaligus sutaradara. Dalam pengerjaan video ini, Rian selain dibantu oleh kawan-kawan dan dosen di PSTF Fakultas Sastra Universitas Jember.
Menurut Rian, konsep video yang dibuatnya berangkat dari riset akan kekuatan dan keunikan produk, yang dikemudian disandingkan dengan karakter komunitas Raung Trail Adventure sebagai komunitas motor yang sering beraktivitas di alam bebas. Konsep tersebut digambarkan oleh Rian melalui adegan-adegan yang menampilkan semangat pantang menyerah, loyalitas, dan kerjasama dalam menghadapi segala rintangan. “Kebetulan proses shooting-nya sendiri penuh perjuangan, mulai dari jalan menuju pantai Bandealit yang buruk, sampai drone yang digunakan untuk pengambilan gambar sempat jatuh hingga rusak,” ujar Rian mengenang masa pengambilan gambar yang dilakukan tanggal 25 dan 26 Februari 2016 lalu.
Kerja keras Rian terbayar lunas, dewan juri yang terdiri dari enam orang menilai video bikinan Rian memiliki cerita yang kuat, pengambilan gambar yang bagus, dan dihiasi lagu yang mendukung, sehingga layak diganjar sebagai juara pertama. “Hadiahnya akan saya gunakan untuk membiayai pembuatan film dokumenter non narasi mengenai daerah Tapal Kuda sebagai tugas akhir. Saat ini pengerjaannya masih berjalan 20 persen,” pungkas Rian yang kini sudah mendapatkan tawaran bekerja dari beberapa pihak, selepas wisuda nanti. (iim/lut)





Jember (pewarta-jatim.com)-  Perguruan tinggi harus mampu mengikuti perkembangan dinamis yang ada, diantaranya tuntutan untuk mengikuti berbagai parameter penilaian perguruan tinggi yang telah ditetapkan secara global. Dan salah satu parameter penilaian perguruan tinggi yang kini menjadi acuan adalah Webometric, pemeringkatan perguruan tinggi yang berbasis pada website yang dimiliki. Pernyataan ini dilontarkan Rektor Universitas Jember, Moh. Hasan, saat memberikan pengarahan sekaligus membuka kegiatan Workshop Internasionalisasi Universitas Jember  yang digelar selama dua hari (29-30/3) di aula lantai III gedung rektorat dr. R. Achmad.

Menurut rektor, adanya parameter penilaian secara internasional ini tidak bisa dihindari, apalagi perguruan tinggi di Indonesia kini tidak hanya bersaing dengan sesama perguruan tingi nasional, namun juga menghadapi persaingan dengan perguruan tinggi asing. “Adanya pemeringkatan perguruan tinggi dengan Webometric, memaksa kita untuk mempersiapkan website dengan baik, jika tidak maka kita akan terlempar dari percaturan internasional,” kata Moh. Hasan dihadapan seluruh pimpinan dan pengelola website di lingkungan Universitas Jember.

Selain terus berusaha memaksimalkan website, Universitas Jember bertekad terus mengupayakan langkah internasionalisasi diantaranya dengan menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi terutama di luar negeri, baik di bidang penelitian maupun pada pertukaran mahasiswa dan dosen. Kampus Tegalboto juga mendorong mahasiswa dan dosen agar aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan ilmiah, terutama di luar negeri. “Usaha internasionalisasi ini sudah memiliki payung hukum dengan adanya Surat Keputusan Rektor nomor 11957 tahun 2014 tentang internasionalisasi,” tambah Moh. Hasan.     

Sementara itu dalam laporannya, ketua panitia kegiatan yang juga Kepala International Office Universitas Jember, Martinus Pandutama, menjelaskan jika tujuan workshop kali ini adalah menyamakan persepsi di antara pimpinan unit kerja di Universitas Jember, bagaimana mengelola website yang baik. “Untuk itu kami menghadirkan pemateri Dr. Firmanzah Ardiansyah, ketua satuan tugas Webometric Institut Pertanian Bogor. Harapannya para peserta bisa belajar dari pengalaman Institut Pertanian Bogor dalam mengelola website, yang dapat mendukung pemeringkatan perguruan tinggi dalam Webometric,” tutur Martinus.

Selain mendapatkan materi dari ketua satuan tugas Webometric Institut Pertanian Bogor, para peserta juga mendapatkan materi teknis mengelola website dari tim Unit Pelaksana Teknis (UPT) Teknologi Informasi Universitas Jember. Sementara pada hari kedua diisi dengan pelatihan menulis berita sebagai bagian dari informasi dinamis website, dengan nara sumber Bagian Humas dan Protokol Universitas Jember. (iim/hen) 




Jember (pewarta-jatim.com) - Bisnis kuliner menjadi salah satu bidang usaha yang diminati oleh mahasiswa Universitas Jember. Buktinya dari 33 proposal usaha yang diajukan oleh mahasiswa melalui Program Wirausaha Mahasiswa (PWM) 2015, 25 proposal bisnis adalah usaha di bidang kuliner. Lantas apakah benar bisnis kuliner adalah bisnis yang menjanjikan ? Apakah yang seharusnya diperhatikan bagi mahasiswa yang terjun di bidang bisnis kuliner ? Dewi Prihatini, PhD, angota Task Force PWM 2015 memberikan tips berbisnis kuliner, seperti yang disampaikan kepada awak Humas dan Protokol, Syukron Makmun dan Khalida Nadilah. Wawancara dilakukan di sela-sela kesibukan Dewi Prihatini, PhD melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi PWM 2015.
Mengapa mahasiswa Universitas Jember banyak yang berminat menekuni usaha kuliner ?     
Sebenarnya beragam usaha bisa menjadi pilihan bagi mahasiswa yang ingin mendulang rupiah dari bidang bisnis,  memang salah satunya  adalah bisnis kuliner. Bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang tidak ada matinya, jenisnya juga banyak sekali. Bisnis kuliner itu tidak ada matinya karena tidak ada orang yang tidak membutuhkan makan. Mulai dari makanan pokok hingga makanan pendamping sampai makanan ringan. Dipandang dari sudut ini, usaha bidang kuliner menjanjikan keuntungan.
Selain itu modal yang dibutuhkan relatif kecil. Untuk memulai bisnis ini tidak harus memiliki modal yang besar, cukup dengan modal lima ratus ribu rupiah saja sudah bisa jalan. Modal sebesar itu sudah termasuk untuk belanja peralatan dan bahan baku untuk produksi. Contohnya, bisnis rempeyek, camilan ataupun makanan ringan lainnya bisa menjadi pilihan. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan dan  kemauan si mahasiswa.
Dalam dunia bisnis kuliner, perputaran uang cendrung lebih cepat. Hal ini disebabkan kuliner merupakan barang yang cepat habis pakai. Berbeda halnya dengan bisnis pakaian misalnya, orang beli sekarang mungkin baru beli lagi beberapa bulan kemudian.
Apakah ini berarti bisnis kuliner lebih mudah dibandingkan bisnis lainnya ?
Tentu saja bisnis kuliner juga punya resiko. Makanan memiliki kadaluarsa. Masa kadaluarsa yang relatif singkat menjadi kendala tersendiri dalam bisnis kuliner. Maka dari itu, mahasiswa harus benar-benar mempertimbangkan secara matang dalam memproduksi kuliner tertentu. Contoh mudahnya begini, mahasiswa memilih  berjualan nasi, jika tidak habis dalam jangka waktu satu hari maka nasi dan lauknya bisa basi alias kadaluarsa dan tidak bisa dijual lagi, ini artinya kerugian. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan jumlah barang yang diproduksi dengan potensi permintaan. Dengan demikian bisa menekan jumlah barang yang tidak terjual dan rusak atau basi.
Apa saran bagi mahasiswa yang akan memulai bisnis kuliner ?
Inovasi. Untuk meningkatkan penjualan dalam bisnis kuliner diperlukan sentuhan inovasi. Produk yang kita jual harus memiliki nilai lebih dari kompetitorl yang lain, agar bisnis kuliner yang digeluti makin banyak diminati. Karena ingat, dalam bisnis kuliner banyak sekali pesaingnnya. Seperti halnya jualan nasi, kalau sekedar jualan nasi kurang bagus, namun jika diberi inovasi misalnya layanan siap antar, atau menu yang istimewa pasti jadi beda. (mun/lid)

lyddezign

{facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google-plus#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget